Cari Blog Ini

Minggu, 21 Maret 2021

The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter

Porter’s five- forces model mengemukakan 5 komponen pembentuk kondisi kompetitif suatu pasar, yaitu

  1. Cakupan dan intensitas kompetisi;
  2. Ancaman dari pesaing potensial (potential entrants);
  3. Ancaman dari eksistensi produk pengganti (substitute products);
  4. Daya tawar pembeli (buyer’s power); dan
  5. Daya tawar pemasok (supplier’s power).


Gambar Porter’s Five-Forces Model

1. Cakupan dan intensitas kompetisi

Komponen ini ditentukan oleh jumlah dan skala distribusi dari industri yang ada di dalam suatu pasar. Apabila di dalam pasar terdapat perusahaan dalam jumlah besar dan skala usaha yang relatif sama maka kondisi kompetisi yang tercipta di pasar akan semakin intensif, jika dibandingkan dengan kondisi yang hanya terdapat satu atau sedikit perusahaan saja yang mendominasi pasar.


2. Ancaman dari pesaing potensial (potential entrants)

Semakin tinggi pesaing potensial yang mungkin masuk ke pasar, mendorong kecenderungan untuk meningkatkan kompetisi di dalam pasar. Ancaman terhadap pesaing potensial cenderung semakin tinggi pada pasar yang di dalamnya perusahaan-perusahaan memiliki profit yang tinggi. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan dengan profit yang tinggi tersebut cenderung akan mencari cara untuk memunculkan hambatan-hambatan yang mampu menghalangi pesaing potensial untuk masuk ke dalam pasar. Tingkat ancaman dari pesaing dipengaruhi oleh sejumlah faktor berikut, yaitu regulasi pemerintah, tingkat pentingnya pencapaian skala ekonomis dalam industri, tingkat diferensiasi produk dan brand loyalty di dalam industri, tingkat dan derajat spesifikasi investasi modal, serta ketersediaan akses terhadap outlet distribusi.

3. Ancaman dari eksistensi produk pengganti (substitute products)

Semakin banyak produk pengganti produk industri tertentu yang tersedia, serta semakin menarik produk pengganti tersebut bagi konsumen maka intensitas kompetisi yang terjadi di pasar menjadi semakin tinggi. Daya tarik suatu produk pengganti bagi konsumen ditentukan oleh harga dan kualitas, serta biaya yang harus ditanggung oleh konsumen untuk beralih ke suatu produk (switching cost). Banyaknya barang pengganti yang tersedia akan menurunkan elastisitas permintaan terhadap suatu produk yang disubstitusi dan selanjutnya, akan menurunkan kekuatan pasar dari perusahaan yang produknya disubstitusi tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya perusahaan yang produknya disubstitusi tersebut akan melakukan strategi diferensiasi produk, yaitu dengan meningkatkan keunikan dari produk yang dijualnya, atau dengan melakukan strategi penguatan merk (branding) dan peningkatan aktivitas periklanan.

4. Daya tawar pembeli (buyer’s power)

Daya tawar pembeli produk ditentukan oleh jumlah, skala usaha dari pembeli tersebut, dan derajat ketergantungan pembeli terhadap produk tersebut. Apabila di pasar hanya terdapat sedikit pembeli produk suatu perusahaan, sementara derajat ketergantungan terhadap produk terkait rendah karena banyaknya produk substitusi maka daya tawar pembeli akan sangat tinggi. Dalam kasus tertentu, sering kali pembeli berskala usaha besar akan cenderung melakukan integrasi ke belakang (backward integration) dengan perusahaan pemasok untuk menjamin ketersediaan pasokan, dan mengurangi ketergantungan terhadap pemasok dari luar perusahaan pembeli tersebut.

5. Daya tawar pemasok (supplier’s power)

Jika pemasok dari suatu input jumlahnya terbatas dan skalanya besar, apalagi produk yang dihasilkannya sangat penting bagi pembeli maka daya tawar pemasok akan sangat tinggi. Dalam hal ini, pemasok tersebut dapat menetapkan harga yang tinggi atau mengurangi kualitas produk untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.


Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael E. Porter mengenalkan 3 jenis strategi generik (1998), yaitu:

  1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)

    Strategi Biaya Rendah menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.
    Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low- involvement (kecilnya keterlibatan), ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

  2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)

    Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, fitur tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasiStrategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.

  3. Strategi Fokus

    Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan jasa khusus.

Hambatan untuk memasuki industri (entry barriers):

  • Skala ekonomi (economics scale) : skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru dengan cara memaksa mereka untuk masuk pada skala besar.
  • Diferensiasi produk (product differentiation) : diferensiasi produk menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.
  • Persyaratan modal (capital requirement)
  • Biaya peralihan pemasok (switching cost) : biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya.
  • Akses ke saluran distribusi
  • Kebijakan pemerintah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transformasi Digital: Pengertian, Dampak, dan Manfaatnya

Digital Worker, Providing Software Robots – Terkait dengan transformasi digital yang semakin tak terelakkan, pengusaha dan pemimpin bisnis d...