Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap orang
mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam
suatu dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian
sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Menurut David (2011), Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang
yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah
sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.
Menurut Tjiptono (2006) istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya
seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi juga bisa diartikan
suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada daerah – daerah
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Rangkuti (2013) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana
perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya. Menurut Stoner, Freeman,
dan Gilbert. Jr (2005), konsep strategi dapat di definisikan berdasarkan dua perspektif
yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intens to do), dan (2) dari
perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).
Dalam buku Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti (2013) mengutip pendapat dari beberapa ahli
mengenai strategi, di antaranya :
- Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya.
- Learned,
Christensen, Andrews, dan Guth
: Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi
adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.
- Argyris,
Mintzberg, Steiner dan Miner
: Strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat memengaruhi organisasi.
- Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan bersaing.
- Andrews,
Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders,
debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun
tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
- Hamel
dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang
dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal
perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan
maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.
Tingkatan Strategi
Menurut Wheelen dan David (2008) Ada beberapa tingkatan
dalam strategi untuk perusahaan besar, ada tiga tingkatan strategi
manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan
yaitu :
Merupakan strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan, dengan
tujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan manajemen berbagai macam bisnis lini produk.
Ada 3 macam strategi yang dapat dipakai pada strategi tingkat korporasi ini, yaitu :
- Strategi pertumbuhan (growth strategy) adalah strategi berdasarkan terhadap tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan.
- Strategi stabilitas (Stability Strategy) adalah strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dan
- retrenchment strategy adalah strategi yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Merupakan strategi yang terjadi pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbaikan
posisi bersaing produk atau jasa pada spesifik industri atau segmen pasar tertentu.
Ada tiga macam strategi yang dapat digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu :
- Strategi Keunggulan Biaya,
- Strategi Diferensiasi dan
- Strategi Fokus.
Strategi fokus itu sendiri terdiri dari fokus
biaya dan fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi bersifat
departemental. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis yang bersangkutan.
Strategi yang diterapkan pada unit bisnis sering disebut dengan generic strategy.
Strategi bisnis merupakan dasar dari usaha yang dikoordinasikan dan ditopang,
yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka panjang. Strategi bisnis
menunjukkan bagaimana tujuan jangka panjang dicapai. Dengan demikian, suatu strategi
bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan umum yang menyeluruh yang mengarahkan
tindakan – tindakan utama suatu perusahaan. Sedangkan yang dimaksud
dengan strategi bisnis perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan
dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan- tujuan yang menghasilkan kebijakan,
perencanaan untuk mencapai tujuan.
Strategi perusahaan berlaku bagi seluruh perusahaan baik itu
perusahaan besar atau perusahaan kecil, sedangkan strategi bisnis hanya berfokus pada penentuan bagaimana perusahaan akan
bersaing dan penempatan diri diantara pesaingnya.
Merupakan strategi yang terjadi di level fungsional seperti, operasional,
pemasaran, keuangan, sumber daya manusia. Riset dan pengembangan dimana strategi
ini akan meningkatkan area fungsional perusahaan sehingga mendapat keunggulan bersaing. Strategi ini harus mengacu pada strategi
bisnis dan strategi korporasi. Memfokuskan pada memaksimumkan
produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan (customer). Strategi fungsional sering juga disebut Value-based-strategy.
Tipe Tipe Strategi
Tipe – tipe strategi menurut David (2009) :
1. Strategi Integrasi
- Integrasi ke Depan (forward integration)
- Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi kedepan dengan cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah industri.
- Integrasi ke Belakang (Backward integration)
- Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat di gunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Persaingan global juga memacu perusahaan untuk mengurangi jumlah pemasoknya dan menuntut pelayanan dan mutu yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.
- Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
2. Strategi Intensif
- Penetrasi Pasar (Market Penetration)
- Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering di gunakan sendirian atau di kombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.
- Pengembangan Pasar (Market Development)
- Pengembangan pasar terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. Berikut ini adalah panduan mengenai kapan pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif :
- Ketika ada saluran-saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah, dan bermutu baik.
- Ketika organisasi sangat berhasil dalam hal yang di kerjakannya.
- Ketika ada pasar baru yang belum di manfaatkan dan belum jenuh.
- Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang di perlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar.
- Ketika organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.
- Ketika
lingkup industri dasar organisasi menjadi global dengan cepat.
- Pengembangan Produk (Product Development)
- Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Lima hal yang bisa dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi pengembangan produk secara efektif, yaitu :
- Ketika organisasi mempunyai produk sukses yang mencapai tahap kematangan dalam daur hidupnya; idenya adalah menarik para pelanggan yang puas untuk mencoba produk-produk baru (yang lebih baik) karena mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
- Ketika organisasi bersaing dalam industri dimana perkembangan teknologi terjadi sangat cepat.
- Ketika para pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih baik dan harga yang sebanding.
- Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh cepat.
- Ketika organisasi mempunyai kemampuan penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
- Diversifikasi Konsentris
- Enam hal yang bisa menjadi pedoman kapan diversifikasi konsentris tepat dilakukan, yaitu :
- Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat.
- Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.
- Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat di tawarkan dengan harga yang sangat bersaing.
- Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut saat ini.
- Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun.
- Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.
- Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
- Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal (Horizontal diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan yang sudah ada.
- Diversifikasi konglomerat (Conglomerate Diversification)
Menurut Purwanto (2008) “Strategi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang memiliki line of business yang sama sekali berbeda”. Strategi ini dilakukan untuk beberapa alasan, di antaranya :
- Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi perusahaan yang berada dalam industri yang berkembang cepat dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan total.
- Perusahaan yang memiliki kelebihan uang cash sering mendapatkan bahwa investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi yang sangat menguntungkan.
- Perusahaan yang mengakuisisi memiliki kemampuan manajemen, finansial dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan yang lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba perusahaan yang lemah tersebut.
- Perusahaan melakukan diversifikasi dengan maksud membagi-bagi risiko ke dalam beberapa industri.
4. Strategi Defensif
- Rasionalisasi biaya (Retrenchment)
- Rasionalisasi biaya (retrenchment) terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.
- Divestasi (Divestiture)
- Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi (Divestiture). Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.
- Likuidasi (Liquidation)
- Likuidasi (liquidation) adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.
Strategi Turnaround
Strategi ini menekankan pada upaya perbaikan efisiensi operasional yang pada tahapannya terdiri dari dua tahap :- Kontraksi
Yaitu upaya-upaya yang tujuannya mengurangi biaya-biaya perusahaan dan pengeluaran yang dianggap tidak perlu. - Konsolidasi
Yaitu pengembangan program-program untuk menstabilkan perusahaan yang sudah mengalami perambingan tahap kontraksi.
- Kontraksi
Strategi Captive Company
Pada strategi ini, beberapa aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik perlu dikurangi, kemudian diusahakan agar fungsi-fungsi lain menjadi lebih menarik.Strategi Bankruptcy
Strategi ini disebut juga dengan pailit, dapat membantu perusahaan menghindar dari tanggung jawab atas utang-utang dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak kerja yang telah disetujui. Bagi perusahaan multi bisnis, hendaknya divisi yang mengalami kesulitan dapat dilokalisasi agar tidak berdampak pada divisi-divisi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar