Secara harfiah, risiko adalah potensi terjadinya sesuatu yang berdampak buruk, baik bagi diri sendiri atau suatu entitas usaha. Dalam konteks bisnis, manajemen risiko adalah usaha guna menghindari risiko dengan cara memonitor sumber risiko, melacak, dan melakukan serangkaian upaya agar dampak risiko bisa diminimalisasi.
Jika Anda seorang pengusaha, memahami proses manajemen risiko adalah salah satu keahlian esensial untuk Anda miliki. Selengkapnya tentang pengertian manajemen risiko, proses, tujuan, manfaat, dan contohnya bisa Anda simak di bawah ini.
Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Milton C Regan dalam bukunya “Risky Business”, pengertian manajemen risiko adalah penerapan beragam kebijakan dan prosedur untuk meminimalisasi peristiwa yang menurunkan kapasitas dan kualitas kerja perusahaan. Sementara itu menurut Noshworthy, pengertian manajemen risiko adalah usaha mengurangi risiko dalam proses pelaksanaan teknis dan pengambilan keputusan bisnis.
Sederhananya, dapat kita simpulkan bahwa manajemen risiko adalah sebuah proses mengawasi, mengelola, dan mengambil keputusan guna menghindari risiko kerugian atau inefisiensi bisnis.
Tujuan Manajemen Risiko
Setelah membahas pengertian manajemen risiko, kali ini kita akan membahas beberapa alasan proses manajemen risiko perusahaan perlu dilakukan. Adapun tujuan manajemen risiko adalah antara lain:
1. Melacak Sumber-Sumber Risiko
Poin pertama tujuan manajemen risiko adalah guna melakukan mitigasi atau pelacakan sumber-sumber yang berpotensi mengancam produktivitas dan keamanan bisnis. Proses pelacakan ini dapat dilakukan dengan riset dan analisa prosedural dari setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.
2. Menyediakan Informasi Risiko Bagi Perusahaan
Tujuan manajemen risiko yang berikutnya adalah menyediakan informasi tentang sumber-sumber potensi risiko di perusahaan. Setelah melakukan analisa, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko berdasarkan data dari proses mitigasi.
3. Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya Risiko
Setelah risiko ditemukan dan dianalisa, maka pihak-pihak yang terkait dengan risiko perlu melakukan upaya agar risiko tidak sampai terjadi dan mengancam keberlangsungan bisnis. Dalam hal ini, manajer risiko bisa membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan risiko, seperti melenyapkan potensi, meminimalisasi, atau mentransfer risiko ke pihak lain.
4. Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder
Tujuan manajemen risiko perusahaan adalah agar stakeholder merasa aman dan percaya dengan integritas bisnis. Stakeholder di sini bukan sebatas investor saja, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan.
5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan
Terakhir, tujuan manajemen risiko adalah agar perusahaan bisa berkembang dengan stabil sesuai target bisnisnya. Dengan adanya proses manajemen risiko, perusahaan bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap sumber-sumber yang mengancam pertumbuhan usaha.
Manfaat Manajemen Risiko Perusahaan
Meski punya tahapan panjang dan berkelanjutan, faktanya proses manajemen risiko adalah salah satu komponen pengelolaan bisnis terpenting yang bisa melindungi perusahaan Anda dari banyak masalah. Selengkapnya tentang manfaat manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Membantu Perusahaan Mencapai Visi Misi
Manfaat manajemen risiko perusahaan yang pertama adalah membantu perusahaan mencapai visi, misi, dan tujuan bisnisnya. Tanpa proses manajemen risiko perusahaan yang benar, Anda akan kesulitan atau bahkan gagal mewujudkan visi misi.
2. Mencegah Perusahaan Mengalami Kolaps
Poin kedua manfaat manajemen risiko adalah mencegah bisnis mengalami kolaps. Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan bisnis Anda bangkrut, mulai dari faktor pengelolaan finansial sampai fraud oleh manusia. Proses manajemen risiko adalah salah satu solusi terampuh guna menghindari kebangkrutan, terutama dari segi keuangan.
3. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Selain untuk meminimalisasi ancaman, proses manajemen risiko juga bisa dimanfaatkan guna meningkatkan profitabilitas bisnis lho! Dengan adanya manajemen risiko perusahaan, Anda bisa menganalisa pengelolaan sumber daya yang sekiranya kurang efisien/efektif.
4. Menjaga Kepercayaan Stakeholder
Manfaat manajemen risiko perusahaan yang terakhir adalah agar stakeholder terus mempercayai Anda, sehingga reputasi bisnis Anda juga akan tetap terjaga. Jika perusahaan Anda terbukti punya nama baik di mata stakeholder, akan lebih banyak lagi stakeholder datang pada Anda untuk memulai kerjasama.
Komponen Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko perusahaan memiliki beberapa komponen atau tahapan, di antaranya:
1. Sasaran Analisa Risiko
Komponen pertama proses manajemen risiko adalah sasaran atau tujuan risk assessment dilakukan. Sebelum sumber risiko diriset, Anda perlu menentukan sasaran obyektif kenapa risk assessment dilakukan. Beberapa contoh sasarannya misalnya mencegah fraud, melindungi perusahaan dari piutang tak tertagih, dan sebagainya.
2. Lingkungan yang Berpotensi Memunculkan Risiko
Komponen berikutnya dari proses manajemen risiko adalah lingkungan berpotensi memunculkan risiko. Setiap divisi dalam bisnis Anda punya jenis risiko berbeda-beda, sehingga Anda juga perlu menyiapkan strategi manajemen risiko perusahaan yang beragam pula.
3. Identifikasi Peristiwa Penyebab Risiko
Setelah menentukan lingkungan sumber risiko, komponen manajemen risiko perusahaan berikutnya adalah mengidentifikasi peristiwa penyebab risiko tersebut terjadi. Contoh manajemen risiko dalam tahap ini misalnya risk assessment di area produksi. Kemungkinan peristiwa penyebab risiko di area produksi misalnya kecelakaan kerja, kesalahan pengolahan bahan baku, dan sebagainya.
4. Valuasi Jenis Risiko
Tahapan keempat manajemen risiko adalah menentukan valuasi atau leveling dari tiap jenis risiko yang ada. Valuasi ini dapat Anda putuskan berdasarkan dua hal, yaitu frekuensi terjadinya dan tingkat kerugian. Berdasarkan frequency, jenis jenis risiko adalah sebagai berikut:
- Kemungkinan sering terjadi (most probable)
- Kemungkinan terjadi (probable)
- Kemungkinan kadang terjadi (fair)
- Kemungkinan kecil terjadi (slight)
- Kemungkinan tidak terjadi (improbable)
Sementara itu, berdasarkan tingkat kerugian atau severity-nya, jenis risiko yaitu:
- Bencana (catastrophic)
- Kerugian tinggi (high loss)
- Kerugian sedang (medium loss)
- Kerugian rendah (low loss)
- Dapat diabaikan (negligible)
5. Pengambilan Keputusan Atas Risiko
Komponen kelima manajemen risiko adalah proses pengambilan keputusan. Setelah jenis risiko dan valuasinya ditemukan, perusahaan bisa membuat kebijakan atau mengambil tindakan sesuai jenis risiko tersebut. Beberapa keputusan yang bisa diambil dari proses manajemen risiko perusahaan misalnya mengawasi, memindahkan, atau langsung melenyapkan sumber risiko.
6. Dokumentasi Proses Manajemen Risiko
Meski saat ini sudah ditangani, ada kemungkinan risiko mengalami relapse atau terjadi lagi di masa depan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat dokumentasi untuk tiap penanganan risiko yang dilakukan.
7. Menginformasikan Risiko Pada Stakeholder
Proses manajemen risiko perusahaan idealnya perlu diketahui setiap stakeholder bisnis Anda, minimal stakeholder yang berkaitan langsung dengan risiko. Penginformasian risiko ini bisa dilakukan melalui rapat koordinasi atau penyerahan dokumentasi penanganan risiko pada stakeholder terkait.
Jenis Risiko dalam Manajemen Risiko
Sekarang Anda sudah tahu pengertian manajemen risiko perusahaan, tujuan, manfaat, dan komponen-komponennya. Agar lebih memahami proses manajemen risiko, di bawah ini ada beberapa jenis risiko paling umum dihadapi bisnis.
Risiko Bisnis
Jenis risiko yang pertama dan paling umum adalah risiko bisnis, yaitu risiko berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan. Contoh manajemen risiko bisnis misalnya dengan menerapkan K3, pengawasan proses capital budgeting, pelatihan SDM, dan sebagainya.
Risiko Geografis
Jenis risiko yang berikutnya adalah risiko geografis, yaitu risiko akibat lokasi fisik perusahaan, misalnya lokasi rawan gempa, tsunami, longsor, dan jenis bencana alam lainnya. Contoh manajemen risiko yang bisa dilakukan perusahaan untuk jenis risiko ini misalnya mitigasi bencana, simulasi, dan asuransi aset.
Risiko Politik
Jenis risiko yang ketiga adalah risiko politik, yaitu ancaman-ancaman yang terjadi akibat kondisi politik dan kebijakan suatu negara. Contoh risiko politik misalnya anomali kebijakan, konflik perebutan kekuasaan, dan sebagainya.
Risiko Ketidakpastian Ekonomi
Selain risiko politik, jenis risiko yang juga dialami perusahaan adalah risiko ketidakpastian ekonomi nasional, misalnya terjadinya inflasi, ketidakstabilan nilai mata uang negara, bubble economy, dan masalah ekonomi makro lainnya.
Risiko Persaingan
Jenis risiko terakhir dan kerap dialami bisnis adalah risiko persaingan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh kerasnya kompetisi dalam industri. Beberapa contoh manajemen risiko perusahaan untuk menghindari jenis risiko ini misalnya dengan memiliki tim advokasi bisnis dan menyiapkan strategi antisipasi gerakan kompetitor.
Demikianlah penjelasan lengkap OCBC NISP tentang pengertian manajemen risiko, tujuan, manfaat, komponen, jenis, dan prosesnya! Manajemen risiko adalah salah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari proses bisnis, sehingga pastikan Anda terus mempelajarinya ya!
Pengertian Manajemen Risiko, Tujuan, Manfaat, & Jenisnya (ocbcnisp.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar