Dilansir dari Investopedia, business model adalah sebuah model dasar yang menjelaskan bagaimana sebuah bisnis dapat menghasilkan keuntungan. Melalui komponen ini, bisnis tidak akan berjalan tanpa arah. Sebab, mereka sudah mengetahui apa produk yang ia ciptakan serta target pasar yang akan dituju.
Business model berbeda dengan business plan. Komponen ini lebih fokus kepada bagaimana mendapatkan profit atau keuntungan dari bisnis yang sedang dijalankan.
Tidak hanya itu, adanya model bisnis juga membuat bisnis kamu berbeda dengan bisnis kompetitor. Oleh karena itu, selain menentukan produk yang ingin diciptakan, seseorang juga akan mengetahui value atau nilai apa yang akan diberikan kepada pelanggan.
Dengan begitu, otomatis pelanggan akan menyukai produk atau layanan yang ditawarkan dari sebuah bisnis.
Menurut Bplans, secara sederhana model bisnis dapat digambarkan menjadi tiga bagian:
- jenis produk yang dihasilkan dan ketersediaan tenaga kerja dalam membuat produk tersebut
- strategi pemasaran yang dilakukan, distribusi, pengiriman, hingga proses penjualan
- strategi harga yang digunakan serta metode pembayaran dari pelanggan
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa business model sangat penting dibuat oleh bisnis baru. Bahkan, bisnis yang sudah mapan pun membutuhkan komponen ini. Sebab, permintaan pasar dan persaingan bisnis akan selalu berubah dari waktu ke waktu.
Komponen dalam Business Model
© Freepik.com
Sejatinya, model bisnis hadir dalam berbagai bentuk, jenis, dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, masing-masing business model umumnya adalah suatu strategi dengan kumpulan komponen yang serupa. Komponen-komponen ini pun sifatnya cukup penting. Sebab, kamu tidak akan memiliki cara pasti untuk menghasilkan pendapatan tanpa komponen tersebut.
Nah, memangnya, apa saja komponen utama yang dimiliki oleh semua business model? Berikut penjelasannya, sesuai ujaran Nerd Wallet.
- Value proposition: Fitur-fitur yang membuat produk terlihat menarik bagi pelanggan.
- Target market: Sekelompok konsumen tertentu yang akan tertarik pada produk.
- Competitive advantage: Fitur unik produk atau layanan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing.
- Cost structure: Daftar pengeluaran tetap serta variabel yang dibutuhkan bisnis untuk beroperasi dan bagaimana hal ini memengaruhi penetapan harga.
- Key metrics: Elemen yang digunakan perusahaan untuk mengukur kesuksesan.
- Resources: Aset fisik, keuangan, dan intelektual perusahaan.
- Problem and solution: Masalah yang dimiliki target pelanggan dan bagaimana perusahaan bermaksud untuk menyelesaikannya.
- Revenue model: Kerangka kerja yang mengidentifikasi sumber pendapatan yang layak untuk dikejar.
- Revenue streams: Berbagai cara agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan.
- Profit margin: Jumlah pendapatan yang melebihi biaya bisnis.
Manfaat Business Model
© Freepik.com
Business model yang bagus tentu akan mendatangkan profit yang besar bagi suatu bisnis.
Pasalnya, selain produknya disukai oleh pelanggan, ada kemungkinan investor tertarik untuk memberikan pendanaan.
Nah, berikut ada beberapa manfaat yang didapatkan:
1. Unggul dari kompetitor
Menurut Small Business, manfaat dari business model adalah dapat membuatmu unggul dari kompetitor. Terlebih, apabila model bisnis yang kamu terapkan terkesan unik dan menarik.
Contoh sederhananya, kamu menerapkan bisnis online dengan menerapkan metode pembayaran digital. Hal ini tentu akan menjadi poin unggul bagi bisnismu dari kompetitor yang tidak memikirkan hal tersebut.
2. Menarik perhatian investor
Business model yang bagus otomatis akan menarik perhatian investor untuk memberikan pendanaan kepada bisnis tersebut. Investor tidak peduli bisnis yang kamu jalani baru atau sudah lama. Asalkan mempunyai model bisnis yang mendapatkan profit banyak, investor tidak akan ragu untuk memberikan dana.
3. Manajemen keuangan yang teratur
Melalui business model, sebuah perusahaan tentu dapat membuat anggaran yang tepat mengenai proses produksi, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan lain-lain.
Dengan demikian, mereka dapat mengatur keuangan dengan baik. Sebab, kebanyakan bisnis mengeluarkan uang tanpa dianggarkan, sehingga tidak bertahan lama.
Macam-Macam Model Bisnis
© Freepik.com
Pada dasarnya, tidak semua bisnis membuat business model-nya sendiri tanpa mengikuti model-model bisnis yang sudah ada.
Nah, berikut ada beberapa macam yang mungkin bisa kamu ikuti dalam membangun bisnis:
1. Franchise
Sebagian besar dari kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan business model yang satu ini.
Model bisnis ini biasanya dikenal dengan sebutan waralaba. Franchise kebanyakan digunakan oleh bisnis restoran, tetapi tidak jarang juga digunakan oleh industri jasa.
Konsep dari model ini adalah ketika ada seseorang ingin memulai bisnis, tidak perlu membuat bisnis sendiri dari awal.
Cukup menggunakan model yang sudah ada dari brand tertentu, kemudian membayar uang kompensasi kerja sama.
Salah satu restoran terkenal yang menggunakan model ini adalah McDonalds.
2. Marketplace
Di era digital sekarang, marketplace juga menjadi salah satu model bisnis yang sangat terkenal.
Marketplace adalah business model yang mempertemukan antara penjual dan pembeli secara online dan biasanya menggunakan situs web ataupun aplikasi.
Model bisnis ini bisa mendapatkan keuntungan dari berbagai sumber pemasukan, termasuk dari transaksi yang dilakukan.
Saat ini ada beberapa marketplace yang terkenal seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain.
3. Dropship
Jenis model ini juga mengandalkan online dalam aktivitasnya. Ketika menerapkan dropship, kamu tidak perlu membuat toko offline.
Biasanya, orang yang menjalankan jenis bisnis ini disebut sebagai dropshipper.
Nah, sebagai dropshipper, kamu menjual barang kepada konsumen melalui toko online-mu, tetapi produk tersebut datang dari pihak lain.
Dropship dinilai keuntungannya relatif kecil, karena pendapatannya dihitung selisih modal untuk membeli produk dan harga yang diberikan kepada konsumen.
4. Subscription
Business model ini menerapkan bisnis di mana pelanggan akan dikenakan biaya berlangganan untuk mendapatkan akses dari layanan tersebut.
Waktu langganannya pun bermacam-macam, ada yang satu tahun, satu bulan, tiga bulan, dan lain-lain.
Nah, di era digital saat ini, sudah banyak bisnis yang menerapkan model seperti ini. Contohnya, Netflix, Spotify, YouTube, dan lain-lain.
5. Manufaktur
Dalam model bisnis ini, biasanya perusahaan atau pabrik akan membuat sebuah dan menjualnya untuk mendapatkan profit atau keuntungan.
Saat melakukan penjualan, manufaktur akan langsung menjualnya kepada konsumen atau bahkan kepada pihak ketiga.
Cara Menentukan Business Model yang Tepat
© Freepik.com
Dengan semua jenis business model yang tersedia, bagaimana cara untuk memilih model yang tepat untuk bisnis kecilmu?
Sejatinya, tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan ini. Sebab, model bisnis yang paling cocok untuk bisnis akan bergantung sepenuhnya pada ruang lingkup operasi dan biaya yang dimiliki badan usaha.
Namun, untuk mempersempit pilihan, ada beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada dirimu sendiri. Berikut daftarnya, seperti pemaparan Nerd Wallet.
- Bagaimana produk atau layananmu akan menguntungkan pelanggan?
- Apa langkah yang akan kamu ambil untuk meraup revenue?
- Siapa target pelanggan dari badan usahamu?
- Berapa biaya awal yang saat ini kamu miliki?
- Apakah sekiranya kamu memerlukan dukungan finansial dari investor?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, dijamin kamu akan memperoleh pemahaman tentang business model yang cocok untuk badan usahamu.
Business Model: Pengertian, Manfaat, dan Macam-macamnya (glints.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar