Cari Blog Ini

Senin, 22 Agustus 2022

Learning Organization (LO)

Betapapun kuatnya suatu organisasi tidak akan mampu bertahan dan berkembang serta akan punah apabila tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, serta lingkungan. Kematian organisasi yang demikian tidak ubahnya seperti kepunahan dinosaurus, binatang raksasa purba, yang tidak mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan (Marquard, 1961).

Organisasi yang statis, yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan tidak memenangkan kompetisi dalam lingkungan tersebut, maka organisasi tersebut akan mati. Keunggulan sebuah organisasi dalam menghadapi ketatnya persaingan sangat tergantung pada individu yang berada di dalamnya yang memiliki kecepatan, kemampuan daya tanggap, kelincahan, kemampuan pembelajaran dan kompetensi karyawannya, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan (Ulrich, 1998).

Perubahan-perubahan lingkungan yang dialami oleh suatu organisasi mengharuskan organisasi tersebut melakukan penyesuaian diri. Penyesuaian diri menjadi suatu keharusan. Kemampuan organisasi pemerintah untuk menjawab semua tantangan saat ini dan kedepan menjadi salah satu kekuatan yang harus dimiliki oleh organisasi. Untuk mewujudkannya, organisasi membutuhkan konsep konkrit yang menjadi alat untuk menaklukan perubahan. Salah satunya adalah “Learning Organization (LO)”.

Definisi Learning Organization

  • Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah “Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri”.
  • Menurut Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta aplikasinya”.
  • Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.

Learning Organization, Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self learning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.

Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang semua anggotanya terus meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

Organisasi pembelajaran adalah suatu organisasi di mana pemikiran baru senantiasa dihargai dan ditumbuhkembangkan. 

Organisasi pembelajaran adalah Semua aspirasi anggota secara individu dan kelompok diberi kebebasan. 

Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang anggotanya belajar bersama secara berkelanjutan atau belajar sepanjang hayat.

Organisasi sebenarnya dapat dipandang sebagai makhluk hidup (organism) yang keberadaannya sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuannya untuk bertahan (survive) dalam menghadapi persaingan dengan para pesaingnya. Dalam konteks seperti ini, sesungguhnya semua organisasi senantiasa belajar, baik disadari atau tidak, dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga organisasi belajar bukanlah suatu hal yang baru. 

Dalam kaitan ini, maka keunggulan komparatif dan kompetitif suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuannya untuk belajar lebih cepat dari saingannya sehingga kemampuan strategis organisasi lebih meningkat, siap bersaing, dan mengungguli. Oleh karena itu, keunggulan masa depan sangat ditentukan oleh pemilikan ilmu pengetahuan. Artinya, siapa yang lebih cepat belajar, ia akan lebih unggul, demikian kata Drucker (1993). Sejalan dengan pendapat ini Hartanto (1995) menyatakan bahwa organisasi pembelajaran adalah syarat untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.

Peter Senge dalam buku “The art and practice of the learning organization”, menyampaikan bahwa Organisasi Pembelajar harus mampu untuk: 

  • Beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya
  • Terus meningkatkan kemampuannya untuk berubah
  • Mengembangkan pembelajaran kolektif maupun individu
  • Memanfaatkan hasil belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik

5 (Lima) Disiplin/Pilar LO

Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 pilar yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:

  • Personal Mastery – belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam mencapai hasil kerja yang paling diinginkan, dan menciptakan lingkungan organısasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan diri mereka menuju pencapaian sasaran dan makna bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih.
  • Mental Models – Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
  • Shared Vision – Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama.
  • Team Learning – Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya
  • Systems Thinking – Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk sinergis dapat dimiliki kalau semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya.
(https://hrci.site/index.php/2021/02/17/learning-organization-lo/)
------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transformasi Digital: Pengertian, Dampak, dan Manfaatnya

Digital Worker, Providing Software Robots – Terkait dengan transformasi digital yang semakin tak terelakkan, pengusaha dan pemimpin bisnis d...