Konflik karyawan di kantor tidak dapat dihindari. Baik konflik yang menyangkut pekerjaan maupun masalah personal.
Namun apapun konfliknya, hal tersebut meninggalkan kesan buruk dan menyakitkan bagi karyawan yang terlibat. Contohnya, sikap negatif seorang karyawan kepada rekan kerjanya, jika hal itu terjadi berulang kali dan tak ada penyelesaian bisa memicu kontak fisik atau penyerangan.
Dampaknya, konflik dapat memengaruhi kinerja tim sekaligus membahayakan karyawan lain. Lalu bagaimana sikap HR?
Pada dasarnya, HR berperan sebagai penengah dalam situasi apapun, seperti konflik antar karyawan maupun perselisihan karyawan dengan manajemen perusahaan. Namun untuk menyelesaikan konflik, Anda perlu strategi agar karyawan yang terlibat perselisihan dapat memperbaiki diri dan bekerja dengan baik.
Konflik Karyawan
Konflik antar karyawan dapat terjadi di perusahaan mana pun. Ada konflik yang mudah diidentifikasi, ada pula yang tak terlihat tetapi lama-lama mengakibatkan kinerja tim memburuk.
Konflik karyawan merupakan perselisihan atau pertentangan kepentingan. Konflik terjadi karena ketidakcocokan maupun miskomunikasi antar individu.
Di tempat kerja, di mana orang-orang bekerja bersama, konflik adalah kejadian normal dan alami. Meski demikian konflik di tempat kerja menurunkan motivasi kerja, produktivitas berkurang, dan meningkatkan ketidakhadiran.
Konflik bisa berupa perbedaan pendapat “biasa” ketika anggota tim brainstorming, diskriminasi, pelecehan, dan lainnya. Namun secara umum, ada dua macam konflik di tempat kerja, yaitu: