Pengertian Corporate Strategy
Michael E. Porter, profesor administrasi bisnis di Harvard Business School mengungkapkan bahwa corporate strategy adalah rencana induk yang disusun untuk perusahaan yang terdiversifikasi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa corporate strategy adalah cara untuk menjawab bagaimana sebuah perusahaan dapat mengelola lebih dari satu lini bisnis secara bersamaan.
Rencana induk biasanya disusun berdasarkan portofolio beberapa bisnis yang berbeda untuk menemukan tautan yang menghubungkan dampaknya satu sama lain, keunikan, kekuatan daya beli konsumen, kekuatan pemasok serta nilai keunggulan dalam persaingan di pasar. Corporate strategy pada akhirnya menjadi acuan bagi penyusunan turunan strategi unit bisnis dan strategi fungsional.
Jenis-Jenis
Corporate Strategy
1. Growth Strategies
Strategi yang bisa Anda gunakan apabila organisasi berniat untuk
memperluas pasar atau mengembangkan produk. Caranya bisa dengan tetap fokus
pada bisnis yang sudah berjalan namun dikembangkan atau bahkan membuat bisnis
baru dengan pertimbangan yang matang. Harapannya organisasi dapat meningkatkan
pendapatan, jumlah karyawan, atau pangsa pasar.
Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang bisa Anda lakukan untuk dapat memutuskan apakah akan melakukan diversifikasi atau fokus pada bisnis yang sudah ada saat ini
A. Strategi pertumbuhan konsentrasi
Strategi ini dapat Anda gunakan saat
Anda memutuskan untuk fokus terhadap bisnis yang saat ini sudah berjalan namun
menginginkan adanya pertumbuhan. Dalam strategi ini terdapat dua opsi yang
dapat Anda pilih dan terapkan. Keduanya adalah:
i. Integrasi vertical
Sebuah usaha yang dapat Anda lakukan untuk memperluas bisnis dengan cara terlibat lebih jauh dalam semua tahap rantai produksi di bawah satu perusahaan bisa dengan melakukan akuisisi, merger atau pertumbuhan internal. Pertumbuhan bisnis berada dalam bidang dan industri yang sama tetapi perusahaan Anda melebarkan sayap untuk semua kegiatan mulai dari ekstraksi bahan baku hingga penjualan produk akhir. Contohnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pangan mengakuisisi pemasok bahan bakunya.
ii. Integrasi horizontal
Sebuah usaha memperluas bisnis dengan melakukan merger, mengakuisisi
atau mengambil alih perusahaan lain dalam rantai nilai industri yang sama.
Tujuannya untuk meningkatkan ukuran bisnis, meningkatkan skala ekonomi,
mengurangi persaingan, atau membuat pasar yang baru. Contoh nyata yang bisa
Anda lihat adalah bagaimana Disney melakukan merger dengan Pixar. Keduanya bisa
dibilang adalah kompetitor tetapi bergabung untuk mendapatkan pasar yang lebih
baik. Contoh lainnya adalah ketika Facebook mengakuisisi Instagram pada tahun
2012. Keduanya merupakan media sosial yang memiliki pengguna sangat tinggi.
Dengan bergabungnya kedua media sosial besar ini maka dapat mengurangi
persaingan dan meningkatkan market share.
B.
Diversifikasi
Rejie George dan Rezaul Kabir
dalam karya tulisnya yang berjudul “Corporate Diversification and Firm
Performance: Does the Organizational Form of the Firm Matter?” mengatakan bahwa diversifikasi merupakan
strategi yang dilakukan untuk memperluas usaha. Caranya adalah dengan membuka
unit bisnis atau bahkan perusahaan baru yang bergerak dalam industri yang sama
atau bisa juga unit bisnis yang berbeda dengan bisnis utama saat ini. Strategi
ini bisa Anda terapkan jika perusahaan Anda sedang berada dalam lingkaran
persaingan yang ketat atau menghadapi pertumbuhan pasar yang cepat.
Strategi diversifikasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni:
i. Diversifikasi Horizontal
Strategi diversifikasi horizontal biasanya digunakan ketika
perusahaan ingin menambahkan keunggulan produk dan layanannya dengan harapan
dapat melipatgandakan peluang.
Penambahan produk ini sering kali tidak terkait dengan produk saat ini
tetapi mungkin menarik bagi pelanggan. Contohnya adalah ketika Garuda Indonesia
memiliki lini bisnis baru di bawah PT Aerowisata yang bergerak dalam bidang
perhotelan.
ii. Diversifikasi Konsentris
Diversifikasi konsentris merupakan strategi yang fokusnya ada pada
penambahan layanan produk dan layanan
yang terkait dengan produk yang sudah Anda miliki saat ini. Walaupun merupakan
penambahan tetapi terdapat kesamaan
teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
Contohnya adalah ketika perusahaan mobil seperti Honda juga membuat produk
sepeda motor.
iii. Diversifikasi Konglomerat
Strategi ini merupakan penambahan layanan atau produk baru yang
benar-benar berbeda dari yang sudah ada termasuk membuka lini bisnis dari
industri yang berbeda jauh dengan pertimbangan profit. Contohnya ketika Bank
Lippo kemudian membuka lini bisnis pada industri properti dan menjadi sebuah
group besar yang juga membawahi Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo
Development.
2. Stability
Strategies
Stability
Strategies adalah strategi yang fokusnya ada pada pertumbuhan bisnis yang sudah
ada dengan meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerja serta keuntungan.
Strategi ini dibagi menjadi dua jenis yakni:
A.
Status-quo
Strategi status-quo sering berfokus pada mempertahankan kinerja
bisnis yang ada dan dapat mencakup elemen-elemen seperti akuisisi perusahaan
potensial yang menimbulkan ancaman bagi bisnis yang ada, bekerja dengan
regulator untuk mengembangkan hambatan masuk bisnis, dll. Alasan untuk memilih
status-quo strategi dapat bervariasi misalnya sudah sangat sukses, tidak memiliki
peluang untuk berkembang, regulasi, dll.
B.
Profitability-driven
Strategi yang digerakkan oleh profitabilitas sering dikaitkan dengan
keinginan untuk meningkatkan evaluasi perusahaan dan memiliki nilai perusahaan
dalam fokus strategi. Variasi kegiatan yang digunakan untuk jenis strategi ini
mencakup pengoptimalan portofolio, pemotongan biaya, penyesuaian harga, dll.
3. Retrenchment
Strategies
Strategi ini
disebut juga strategi bertahan dengan cara memotong hal-hal yang tidak efisien
dalam produk dan layanan demi stabilitas keuangan. Dalam kasus tertentu,
pilihan untuk meninggalkan pasar perlu dilakukan di mana bisnis Anda tidak
dapat mempertahankan dirinya sendiri. Pilihan lain yang bisa dilakukan
diantaranya melakukan penjualan aset sampai merumahkan karyawan.
Retrenchment
strategies dibagi dalam dua jenis yakni:
A.
Turnaround Strategy
Strategi yang perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dari
perubahan drastis pada tindakan sebelumnya. Harapannya dapat mengubah bisnis
yang sakit menjadi posisi sedia kala, bahkan melampaui posisi sebelumnya.
Strategi ini mencakup langkah-langkah seperti manajemen krisis,
restrukturisasi keuangan perusahaan , pembenahan produk dan servis perusahaan,
inisiatif penghematan biaya yang agresif, dan retensi karyawan.
Contohnya bisa Anda lihat pada perusahaan Dell yang pada tahun 2006
membuat perubahan drastis dengan melakukan penjualan langsung produknya kepada
pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya tetapi yang terjadi justru
sebaliknya strategi ini menghasilkan penurunan jumlah penjualan yang ekstrem.
Tahun berikutnya, Dell memutuskan untuk kembali menjual produk lewat gerai dan
pengecer. Turnaround strategy yang
dilakukan Dell kembali membawa penjualan meroket.
B.
Divestment Strategy
Divestment Strategy merupakan strategi menyingkirkan bagian dari
bisnis yang tidak memberikan kontribusi signifikan pada perusahaan. Dengan kata
lain, divestment strategy berarti penjualan sebagian dari bisnis, aset, dan
divisi Anda. Perusahaan menerapkan strategi ini bisanya ketika Turnaround
strategy telah gagal.
4. Re-Invention
Strategies
Re-Invention
strategies merupakan strategi melihat peluang untuk meningkatkan bisnis.
Kegiatannya termasuk mengambil alih dan menghidupkan kembali bisnis lama yang
stagnan. Jika Anda merasa bahwa pertumbuhan bisnis yang sedang Anda jalani saat
ini terasa tidak mengalami kemajuan, maka Anda perlu segera melakukan
re-invention strategies.
Re-Invention
strategies dibedakan menjadi dua jenis yakni: strategi evolusioner dan strategi
revolusioner. Berikut adalah penjelasannya:
A.
Evolusioner
Strategi evolusioner ini memfokuskan diri pada pengembangan layanan
dengan membuat inovasi yang menjadi nilai baru untuk pelanggan. Produknya boleh
sama tetapi cara layanan dan distribusinya bisa Anda naikkan ke level
tertinggi. Contohnya adalah bagaimana netflix yang mengembangkan layanan dari
penyewaan film secara fisik menjadi layanan online streaming.
B.
Revolusioner
Strategi ini menuntut adanya perubahan dari seluruh model bisnis
yang menghasilkan nilai baru bagi pemangku kepentingan. Strategi ini sering
kali mengejutkan pasar dan membawa perubahan pada signifikan. Beberapa
teknologi seperti blockchain, dan kecerdasan buatan dipandang sebagai enabler
yang akan mendorong banyak penemuan kembali. Contohnya adalah Gojek yang
berhasil menciptakan kembali cara yang
efektif mempertemukan pengemudi ojek dengan penumpang melalui teknologi.
Demikian 4 jenis
corporate strategy yang sebaiknya Anda pelajari jika ingin terjun dalam
pengembangan bisnis. Menguasai keempat
jenis strategi ini akan membantu Anda mendapatkan jalan terbaik menuju sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar