Cari Blog Ini

Rabu, 12 April 2023

4 Jenis Corporate Strategy

 

Pengertian Corporate Strategy

Michael E. Porter, profesor administrasi bisnis di Harvard Business School mengungkapkan bahwa corporate strategy adalah rencana induk yang disusun untuk perusahaan yang terdiversifikasi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa corporate strategy adalah cara untuk menjawab bagaimana sebuah perusahaan dapat mengelola lebih dari satu lini bisnis secara bersamaan.

Rencana induk biasanya disusun berdasarkan portofolio beberapa bisnis  yang berbeda untuk  menemukan tautan yang menghubungkan dampaknya satu sama lain,  keunikan,  kekuatan daya beli konsumen, kekuatan pemasok serta nilai keunggulan dalam persaingan di pasar. Corporate strategy pada akhirnya menjadi acuan bagi penyusunan turunan strategi unit bisnis dan strategi fungsional.

Jenis-Jenis Corporate Strategy

1. Growth Strategies

Strategi yang bisa Anda gunakan apabila organisasi berniat untuk memperluas pasar atau mengembangkan produk. Caranya bisa dengan tetap fokus pada bisnis yang sudah berjalan namun dikembangkan atau bahkan membuat bisnis baru dengan pertimbangan yang matang. Harapannya organisasi dapat meningkatkan pendapatan, jumlah karyawan, atau pangsa pasar.

Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang bisa Anda lakukan untuk dapat memutuskan apakah akan melakukan diversifikasi atau fokus pada bisnis yang sudah ada saat ini

 A.     Strategi pertumbuhan konsentrasi

Strategi ini dapat Anda gunakan saat Anda memutuskan untuk fokus terhadap bisnis yang saat ini sudah berjalan namun menginginkan adanya pertumbuhan. Dalam strategi ini terdapat dua opsi yang dapat Anda pilih dan terapkan. Keduanya adalah:

                                                    i.     Integrasi vertical

Sebuah usaha yang dapat Anda lakukan untuk memperluas bisnis dengan cara terlibat lebih jauh dalam semua tahap rantai produksi di bawah satu perusahaan bisa dengan melakukan akuisisi, merger atau pertumbuhan internal. Pertumbuhan bisnis berada dalam bidang dan industri yang sama tetapi perusahaan Anda melebarkan sayap untuk semua kegiatan mulai dari  ekstraksi bahan baku hingga penjualan produk akhir. Contohnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pangan mengakuisisi pemasok bahan bakunya. 

                                                   ii.     Integrasi horizontal

Sebuah usaha memperluas bisnis dengan melakukan merger, mengakuisisi atau mengambil alih perusahaan lain dalam rantai nilai industri yang sama. Tujuannya untuk meningkatkan ukuran bisnis, meningkatkan skala ekonomi, mengurangi persaingan, atau membuat pasar yang baru. Contoh nyata yang bisa Anda lihat adalah bagaimana Disney melakukan merger dengan Pixar. Keduanya bisa dibilang adalah kompetitor tetapi bergabung untuk mendapatkan pasar yang lebih baik. Contoh lainnya adalah ketika Facebook mengakuisisi Instagram pada tahun 2012. Keduanya merupakan media sosial yang memiliki pengguna sangat tinggi. Dengan bergabungnya kedua media sosial besar ini maka dapat mengurangi persaingan dan meningkatkan market share.

B.     Diversifikasi

Rejie George dan Rezaul Kabir  dalam karya tulisnya yang berjudul “Corporate Diversification and Firm Performance: Does the Organizational Form of the Firm Matter?”  mengatakan bahwa diversifikasi merupakan strategi yang dilakukan untuk memperluas usaha. Caranya adalah dengan membuka unit bisnis atau bahkan perusahaan baru yang bergerak dalam industri yang sama atau bisa juga unit bisnis yang berbeda dengan bisnis utama saat ini. Strategi ini bisa Anda terapkan jika perusahaan Anda sedang berada dalam lingkaran persaingan yang ketat atau menghadapi pertumbuhan pasar yang cepat.

Strategi diversifikasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni:

                                                    i.     Diversifikasi Horizontal

Strategi diversifikasi horizontal biasanya digunakan ketika perusahaan ingin menambahkan keunggulan produk dan layanannya dengan harapan dapat melipatgandakan peluang.  Penambahan produk ini sering kali tidak terkait dengan produk saat ini tetapi mungkin menarik bagi pelanggan. Contohnya adalah ketika Garuda Indonesia memiliki lini bisnis baru di bawah PT Aerowisata yang bergerak dalam bidang perhotelan.

                                                   ii.     Diversifikasi Konsentris

Diversifikasi konsentris merupakan strategi yang fokusnya ada pada penambahan  layanan produk dan layanan yang terkait dengan produk yang sudah Anda miliki saat ini. Walaupun merupakan penambahan tetapi  terdapat kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama. Contohnya adalah ketika perusahaan mobil seperti Honda juga membuat produk sepeda motor.

                                                  iii.     Diversifikasi Konglomerat

Strategi ini merupakan penambahan layanan atau produk baru yang benar-benar berbeda dari yang sudah ada termasuk membuka lini bisnis dari industri yang berbeda jauh dengan pertimbangan profit. Contohnya ketika Bank Lippo kemudian membuka lini bisnis pada industri properti dan menjadi sebuah group besar yang juga membawahi Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo Development.

 

2. Stability Strategies

Stability Strategies adalah strategi yang fokusnya ada pada pertumbuhan bisnis yang sudah ada dengan meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerja serta keuntungan. Strategi ini dibagi menjadi dua jenis yakni:

A.     Status-quo

Strategi status-quo sering berfokus pada mempertahankan kinerja bisnis yang ada dan dapat mencakup elemen-elemen seperti akuisisi perusahaan potensial yang menimbulkan ancaman bagi bisnis yang ada, bekerja dengan regulator untuk mengembangkan hambatan masuk bisnis, dll. Alasan untuk memilih status-quo strategi dapat bervariasi misalnya sudah sangat sukses, tidak memiliki peluang untuk berkembang, regulasi, dll.

B.     Profitability-driven

Strategi yang digerakkan oleh profitabilitas sering dikaitkan dengan keinginan untuk meningkatkan evaluasi perusahaan dan memiliki nilai perusahaan dalam fokus strategi. Variasi kegiatan yang digunakan untuk jenis strategi ini mencakup pengoptimalan portofolio, pemotongan biaya, penyesuaian harga, dll.

 

3. Retrenchment Strategies

Strategi ini disebut juga strategi bertahan dengan cara memotong hal-hal yang tidak efisien dalam produk dan layanan demi stabilitas keuangan. Dalam kasus tertentu, pilihan untuk meninggalkan pasar perlu dilakukan di mana bisnis Anda tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri. Pilihan lain yang bisa dilakukan diantaranya melakukan penjualan aset sampai merumahkan karyawan.

 

Retrenchment strategies dibagi dalam dua jenis yakni:

A.     Turnaround Strategy

Strategi yang perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dari perubahan drastis pada tindakan sebelumnya. Harapannya dapat mengubah bisnis yang sakit menjadi posisi sedia kala, bahkan melampaui posisi sebelumnya.

Strategi ini mencakup langkah-langkah seperti manajemen krisis, restrukturisasi keuangan perusahaan , pembenahan produk dan servis perusahaan, inisiatif penghematan biaya yang agresif, dan retensi karyawan.

Contohnya bisa Anda lihat pada perusahaan Dell yang pada tahun 2006 membuat perubahan drastis dengan melakukan penjualan langsung produknya kepada pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya tetapi yang terjadi justru sebaliknya strategi ini menghasilkan penurunan jumlah penjualan yang ekstrem. Tahun berikutnya, Dell memutuskan untuk kembali menjual produk lewat gerai dan pengecer.  Turnaround strategy yang dilakukan Dell kembali membawa penjualan meroket.

 

B.     Divestment Strategy

Divestment Strategy merupakan strategi menyingkirkan bagian dari bisnis yang tidak memberikan kontribusi signifikan pada perusahaan. Dengan kata lain, divestment strategy berarti penjualan sebagian dari bisnis, aset, dan divisi Anda. Perusahaan menerapkan strategi ini bisanya ketika Turnaround strategy telah gagal.

 

4. Re-Invention Strategies

Re-Invention strategies merupakan strategi melihat peluang untuk meningkatkan bisnis. Kegiatannya termasuk mengambil alih dan menghidupkan kembali bisnis lama yang stagnan. Jika Anda merasa bahwa pertumbuhan bisnis yang sedang Anda jalani saat ini terasa tidak mengalami kemajuan, maka Anda perlu segera melakukan re-invention strategies.

Re-Invention strategies dibedakan menjadi dua jenis yakni: strategi evolusioner dan strategi revolusioner. Berikut adalah penjelasannya:

 

A.     Evolusioner

Strategi evolusioner ini memfokuskan diri pada pengembangan layanan dengan membuat inovasi yang menjadi nilai baru untuk pelanggan. Produknya boleh sama tetapi cara layanan dan distribusinya bisa Anda naikkan ke level tertinggi. Contohnya adalah bagaimana netflix yang mengembangkan layanan dari penyewaan film secara fisik menjadi layanan online streaming.

B.     Revolusioner

Strategi ini menuntut adanya perubahan dari seluruh model bisnis yang menghasilkan nilai baru bagi pemangku kepentingan. Strategi ini sering kali mengejutkan pasar dan membawa perubahan pada signifikan. Beberapa teknologi seperti blockchain, dan kecerdasan buatan dipandang sebagai enabler yang akan mendorong banyak penemuan kembali. Contohnya adalah Gojek yang berhasil  menciptakan kembali cara yang efektif mempertemukan pengemudi ojek dengan penumpang melalui teknologi.

 

Demikian 4 jenis corporate strategy yang sebaiknya Anda pelajari jika ingin terjun dalam pengembangan bisnis.  Menguasai keempat jenis strategi ini akan membantu Anda mendapatkan jalan terbaik menuju sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transformasi Digital: Pengertian, Dampak, dan Manfaatnya

Digital Worker, Providing Software Robots – Terkait dengan transformasi digital yang semakin tak terelakkan, pengusaha dan pemimpin bisnis d...